Rabu, 15 November 2017

Mengasah Kreatifitas 10

Ceritanya, saya beli perlak bayi. Tidak tahu kenapa perlak yang saya beli lengket seperti terkena lem.  Saya cuci beberapa kali tetap lengket dan tidak bisa digunakan. Ketika adik bayi lahir perlak pun masih lengket, terpaksa dilipat dua dengan bagian lengket di dalam. Saya mengajak abiza untuk mencoba membersihkan dengan tisu basah.
Mama : abiza kok perlaknya lengket ya??
Abiza : (terlihat berpikir dan tidak menemukan jawabannya)
Mama : kita coba bersihkan dengan tisu basah yuk
Abiza : (dengan sigap membawa sehelai tisu basah, lalu menggosok-gosok ke perlak)
Esoknya perlak masih lengket dan penggunaaan tisu basah tidak efektif. Akhirnya saya mencoba membersihkannya dengan minyak kelapa. Saya pun mengajak abiza untuk mengoleskan minyak dengan tangannya ke permukaan perlak.
Abiza : licin ya ma
Mama : iya minyak memang licin, mudah-mudahan perlaknya tidak lengket lagi
Setelah didiamkan selama satu hari, perlak masih lengket dan penggunaannya masih dilipat. Saya sempat kehabisan cara dan memutuskan untuk membeli yang baru. Tiba-tiba mata saya tertuju pada bedak bayi, iseng-iseng ditaburkan di bagian sudut perlak yang sudah diolesi minyak. Setelah didiamkan beberapa jam, ternyata tidak lengket. Saya memutuskan untuk menaburkan bedak ke seluruh bagian perlak tanpa ada yang terlewat, niatnya untuk membersihkan minyak pada perlak. Saya mengajak abiza untuk menaburkan bedak dan meratakannya dengan tangan. Dia tampak antusias dan wajahnya sumringah, mungkin dia berpikir seperti bermain bedak-bedakan bersama temannya. Setelah semua bagian perlak tertutup bedak, barulah berpikir bagaimana caranya untuk membersihkan bedaknya. Saya coba dengan tisu basah dan didiamkan hingga kering. Ternyata permukaan perlak yang dibersihkan terasa mulus dan tidak lengket lagi. Saya merasa semangat untuk membersihkan seluruh bagian perlak. Saya meminta abiza untuk membantu saya membersihkan semua sudut dan sela-selanya. Alhasil perlak lengket pun sekarang bersih dan mulus, beli perlak barunya tidak jadi ^^
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip

#thinkcreative

Mengasah Kreatifitas 9


Kelahiran bayi yang ketiga ini sangat dinanti-nanti oleh semua anggota anggota keluarga. Papa, kakak Rauh, teteh abiza dan saya sendiri sangat bersemangat menyambut bayi kecil. Tidak seperti kakak-kakaknya, anak ketiga ini lahir dengan kondisi saya yang bekerja di luar domestik. Otomatis nanti akan sering menyusui di ruang-ruang publik. Saya terpikir bagaimana tetap menyusui dengan nyaman dan aurat tetap terjaga. Saya melihat di perlengkapan bayi dan menemukan apron untuk menyusui. Saya pun pernah melihat beberapa ibu yang menyusui dengan apron. Tapi saya merasa kurang sreg dengan penggunaan apron ini karena terlihat tidak fashionable. Saya mencari cara bagaimana tidak terlihat sedang menyusui dan kain yang dipakai tetap bagus dilihat. Saya coba searching model-model baju untuk menyusui dan membayangkan ibu menyusui memakai baju-baju tersebut. Sambil berimajinasi saya teringat dengan model fashion cape. Setelah searching gambar-gambar cape, saya menemukan model yang pas. Selanjutnya tinggal mencari bahan dan warna yang bagus. Saya tidak sabar untuk segera memakai model cape ini untuk menyusui  ^^
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip

#thinkcreative

Mengasah kreatifitas 8

Salah satu makanan favorit keluarga adalah roti dengan isi eskrim. Kami sengaja membeli roti tawar untuk dimakan bersama eskrim coklat. Saya mengolesi roti dengan eskrim seperti mengoles mentega. Tapi dengan cara ini seringkali eskrim meleleh keluar, sehingga kami pun sering terburu-buru menghabiskan roti sebelum meleleh. Dan itu jadi kegiatan seru. Saya berpikir bagaimana caranya eskrim terbungkus rapi dengan roti tanpa meleleh keluar. Setelah melihat abiza dan kakak rauh yang makan roti sandwich. Saya coba membuat roti sandwich isi eskrim dengan pinggiran tertutup. Saya gunakan mangkuk kecil untuk mencetak roti dan merapikan pinggirannya. Daan jadi deh roti sandwich isi eskrim kesukaan semua anggota keluarga.
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip

#thinkcreative

Selasa, 14 November 2017

mengasah kreatifitas 7

Tantangan kali ini adalah bagaimana sang kakak berani tidur sendiri. Seringkali dia tidak bisa tidur dan harus ditemani sampai terlelap. Karena dia senang dengan sesuatu yang ramai, meriah dan banyak orang, akhirnya saya mencari cara agar kamarnya “ramai”. Saya coba dengan membuka laptop dan menyetel murotal al Ghamidi di Winamp. Dia mencoba memejamkan mata dengan mendengarkan murotal sampai terlelap.
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip

#thinkcreative

mengasah kreatifitas 6

Sepulang sekolah, biasanya Rauh main dengan teman-temannya. Siang ini tidak ada satu teman pun yang ia temui. Karena adiknya membuat cat dengan terigu dan pewarna makanan. Saya pun menawarinya untuk ikut bermain. Semua saya bolehkan, dari mulai menggunakan perabot dapur, mencampur warna-warna sampai mengecat bangku kecil dengan cat buatan mereka. Tak terasa waktu pun berjalan dengan cepat. Mereka pun bisa bermain dengan puas.
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip

#thinkcreative

mengasah kreatifitas 5

Malam ini Rauh ingin membuat pigura dengan hiasan dari alam. Awalnya ingin menggunakan kerang. Namun toko yang menyediakan bahan-bahan kerajinan dari alam jaraknya jauh dari rumah.  Saya mencari di sekitar rumah untuk bisa dijadikan bahan membuat pigura. Kami membongkar kemasan sprei untuk piguranya. Tinggal hiasan untuk pinggirannya. Saya ingat penjual buah langganan, saya minta biji-bijian kecil dari dagangannya, didapatlah biji buah melon. Selanjutnya saya minta Rauh untuk mencuci dan mengeringkannya. Masih kurang untuk hiasan piguranya. Kami mencari sesuatu yang bisa dijadikan hiasan. Inspirasi datang dari hamster peliharaan kami. Akhirnya kami menggunakan pakan biji-bijian hamster dan kuaci untuk dijadikan hiasan. Tinggal mengerjakan piguranya. Hasilnya unik, pigura dengan hiasan biji melon dan pakan hamster.
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip

#thinkcreative

Jumat, 10 November 2017

Mengasah Kreatifitas 4

Rauh termasuk anak yang kinestetik. Seharian harus full aktifitas. Makanya dia lebih sering main di luar rumah bersepeda, lari-lari dan mengerjakan sesuatu dengan teman-temannya. Ketika teman-temannya tidak ada, dia pun masuk rumah dengan wajah murung.
Mama : Kenapa kak?
Rauh : ga da temen (sambil murung)
Mama : buat plastisin yuk....
Rauh : sok ma...sambil agak marah dan bete
Mama : ambil pewarna makanannya, yang kak Rauh suka aja
Beberapa  menit kemudian kami sudah mulai mencampurkan pewarna dengan adonan plastisin yang agak hangat
Mama : kita buat mobil aja
Rauh hanya diam melihat mamanya yang agak sibuk, bingung membentuk mobil dari plastisin
Mama : sepertinya harus pake contoh, coba ambil mobil mainan punya kakak, yang mana aja
Rauh : ah mama ga usah pake contoh
Mama : tapi mama bingung harus bentuk gimana dulu.
Akhirnya saya menyerah membuat mobil
Mama : kita buat helikopter aja, kita cari gambar-gambar helikopter, lalu buat sesuai model yang disuka
Rauh : boleh ma (sambil antusias)
Beberapa menit kemudian saya masih bingung membuat helikopter, akhirnya saya tinggalkan Rauh karena harus menyusui adik bayi. Beberapa menit kemudian...
Rauh : Ma lihat Rauh udah beres bikin helikopternya, sekarang mau main di luar sambil menyimpan helikopter yang sudah jadi di atas meja. Saya penasaran dengan bentuknya. Setelah dilihat ternyata dia dengan mudahnya membentuk helikopter sesuai imajinasinya, tanpa takut salah membentuk plastisin. Hmmm ternyata mamanya banyak mikir tanpa eksekusi dan takut salah. Sang anak sudah kreatif duluan.
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative


Mengasah Kreatifitas 3

Sudah beberapa hari Rabiza sakit. Kata dokter sakit gejala tifus. Saya jaga-jaga agar Rabiza  tidak terlalu aktif dan banyak istirahat. Sehari dua hari panasnya belum turun, Rabiza pun banyak tidur dan cepat lelah. Setelah empat hari kondisinya mulai membaik, tapi warna lidahnya masih agak putih. Saya mencoba memahamkan bahwa meskipun tidak panas lagi, tetap harus istirahat dan tidak bisa main ke luar rumah. Mulailah dia bete dan nangis-nangis karena tidak bisa main keluar, makanan pun dijaga harus bubur. Sempat protes tidak mau minum obat dan makan bubur. Akhirnya saya menawarkan untuk menemani dia main di rumah. Rabiza pun mengangguk, dia bawa kertas karton dan gunting.
Rabiza : ma kita jual-jualan ya...
Mama : oke...
Dia pun mulai menggunting kertas kecil-kecil, ceritanya dia mau bikin makanan
Rabiza : giliran mama yang gunting-gunting
Mama : oke, sini guntingnya. Kita bikin bentuk-bentuk lain yuk kertasnya.
Mulailah saya membuat berbagai macam bentuk dari kertas, Rabiza pun tertarik dengan bentuk-bentuk aneh yang saya buat.
Rabiza : dagangannya sudah siap!! Mama yang beli, nih Rabiza kasih mama uang dulu sama dompetnya...
Mama : (sambil tersenyum) siap !!
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip

#thinkcreative

Mengasah Kreatifitas 2


Hari ini Rauh diberi tugas untuk menghafal nama-nama bulan Masehi. Sepulang sekolah dia agak murung karena pulang terakhir. “yang hafal nama-nama bulan bisa pulang duluan,” katanya murung. Saya coba cek, “kita hafal sama-sama yuk”
Mama : dari bulan pertama ya...Januari, Februari,
Rauh : maret, Mei.....(dan selanjutnya ngahuleng.... ^.^)
Mama : ayo ulangi lagi
Rauh : lupa lagi ma.....
Dan esoknya saya belum menemukan cara agar Rauh bisa hafal nama-nama bulan. Di suatu siang saya sedikit bernostalgia dengan lagu-lagu mandarin zaman dulu. Karena tidak hafal liriknya, saya hanya bergumam. Ketika melihat rauh saya jadi teringat nama-nama bulan. Aha! Saya coba pake lirik nama-nama bulan. Saya coba dua kali, Rauh mendengarkan dengan seksama... “Enakeun ma laguna, sekali lagi ma..” katanya. Dan kami pun bernyanyi bersama sampai hafal semua nama-nama bulan. Adiknya pun jadi ikut-ikutan hafal nama-nama bulan karena kakaknya sering menyanyikan berulang-ulang
“Besok kalo bu guru tes, rauh sudah hafal semua,” katanya dengan percaya diri

#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip

#thinkcreative

Senin, 06 November 2017

Mengasah kreatifitas 1

Mengasah Kreatifitas
Setiap hari selalu ada tantangan dalam mengasuh anak. Kadang-kadang tingkah dan perilaku anak memancing emosi kita. Namun kita bisa mensiasatinya dengan pengasuhan secara kreatif.
Tantangan yang belum berhasil sepenuhnya adalah memisahkan tidur Rauh, anak laki-laki yang pertama. Sudah semenjak usia TK diberi pendekatan, bahwa nanti ketika umurnya 7 tahun tidurnya harus sendiri tidak bersama orang tua lagi. Sebelumnya saya berinisiatif untuk memisahkan tempat tidurnya tapi masih dalam satu kamar. Rauh tipe anak yang melakukan sesuatu dengan setahap demi setahap. Jadi saya tidak  langsung memisahkan kamarnya. Ketika adiknya berumur tiga tahun, justru kesiapan pisah kamar datang dari adiknya. Mungkin ini bisa dijadikan cara untuk memisahkan tidur sang kakak pikirku.
Alhasil kamar di tata sedemikian rupa agar anak-anak betah dan suka. Anak-anak diberi kasur masing-masing dan disimpan bersebelahan tengahnya disekat dengan loker-loker dan box-box plastik. Lalu saya menegaskan area kamar sang kakak dan sang adik. Dengan adanya adik dalam satu kamar, diharapkan sang kakak bisa berani tidur tanpa orang tua
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip

#thinkcreative