Sabtu, 06 Mei 2017

Cerita Tentang Gaya Belajar Anak 10

Pengamatan-pengamatan tentang gaya belajar ini memberikan informasi yang sangat berharga bagi saya pribadi. Pemilahan gaya belajar untuk tiap anak bukan berarti anak hanya diberi rangsangan tertentu saja. Contohnya, ketika Rauh yang cendrung auditori dan dan kinestetik tetap saya beri pelajaran yang melibatkan visualnya. Begitu juga Rabiza yang cenderung visual auditori, tetap saya latih untuk bisa beraktifitas dengan menggerakan semua anggota tubuhnya.
Dari 10 hari pengamatan, pengisian tabel gaya belajar anak adalah :
Visual
Nama Anak
Auditory
Nama Anak
Kinestetik
Nama Anak
Menyukai hal-hal yang bersifat detail dan rapi
Rabiza
Suka membaca dengan suara keras
Rauh, Rabiza
Berbicara menggunakan tangan/gesture
Rauh
Banyak gambar atau ilustrasi di buku catatannya
Rabiza
Suka berbicara sendiri ketika menyimpan dan mengingat suatu informasi
Rabiza
Menyukai pelajaran yang berhubungan dengan praktik langsung
Rauh
Ketika berpikir kadang menutup mata sambil membayangkan
Rabiza
Mengemukakan ide dengan ekspresi kata-kata/verbal
Rabiza
Lebih mudah mengingat sesuatu/ pengetahuan yang dilakukan daripada pengetahuan yang dibacanya
Rauh
Visual : Rabiza 3 point
Auditory : Rabiza 3 point, Rauh 1 point
Kinestetik : Rauh 3 point
Kesimpulan :
Rauh auditory kinestetik
Rabiza visual auditory


Cerita Tentang Gaya Belajar Anak 9

Suatu hari saya menggelar stok-stok kain untuk diberikan ke tukang jahit. Saya membuka lebar-lebar tiap kain. Rabiza melihat kain-kain itu dan meminta izin untuk memainkannya. Saya mengangguk. Saya perhatikan matanya berbinar-binar setiap melihat motif-motif kain yang bagus dan cerah. Saya tanya, “Rabiza suka?” Ia mengangguk sambil tersenyum. “kenapa suka?”, saya bertanya lagi. “suka karena gambarnya lucu-lucu, Abiza juga pengen dikasih kain sama Mama” jawabnya. Rauh yang sedari tadi duduk di sampingnya bersikap acuh tak acuh. Dia hanya mengikuti intruksi adiknya untuk memainkan kain-kain itu
Kesimpulannya, Rabiza cenderung visual sedangkan Rauh tidak
#Tantangan10hari
#Level4
#GayaBelajarAnak

#KuliahBunsayIIP

Cerita Tentang Gaya Belajar Anak 8

Suatu malam ketika saya selesai menuturkan cerita. Saya bertanya kepada Rauh dan Rabiza
Mama : Rauh senang cerita yang dituturkan atau dibacakan?
Rauh : mmm lebih senang jika mama cerita tidak pakai buku.
Mama : ohh yaa! Kalau Rabiza, mama ceritanya pakai buku jangan?
Rabiza : pakai buku! Biar bisa melihat gambarnya.
Mama : Oh yaa?!
Kesimpulannya Rauh lebih tertarik dengan aktifitas pendengarannya (Auditori) sedangkan Rabiza lebih tertarik dengan aktifitas penglihatannya (visual).
#Tantangan10hari
#Level4
#GayaBelajarAnak

#KuliahBunsayIIP

Cerita Tentang Gaya Belajar Anak 7

Pengamatan selanjutnya seputar aktifitas di dalam rumah. Rabiza sangat menikmati permainannya di rumah. Dia bisa berimajinasi menggunakan alat-alat yang ada di rumah. Semua perabot bisa dijadikan mainan yang asyik. Rauh sangat berkebalikan dengan Rabiza. Dia mudah jenuh dan cepat bosan. Dia selalu bingung harus melakukan apa di rumah.
Dalam hal kerapihan kamar, Rauh dan rabiza sangat berbeda. Rabiza bisa merapikan kamarnya dengan versinya. Dia berinisiatif merapikan kamarnya tanpa disuruh. Sedangkan Rauh, dia memandang beres-beres sebagai aktifitas yang membosankan. Dia bisa saja merapikan kamarnya jika disuruh tapi tetap saja berantakan. Rauh lebih suka membersihkan teras dengan permainan selang airnya atau membersihkan bak kamar mandi sekaligus dia berendam di dalamnya.
Rauh senang main di rumah jika bersama teman-temannya. Sedangkan Rabiza tertarik untuk merapikan sandal teman-teman kakaknya di teras.
Semakin jelas, Rabiza cenderung visual dan Rauh kinestetik
#Tantangan10hari
#Level4
#GayaBelajarAnak

#KuliahBunsayIIP

Cerita Tentang Gaya Belajar Anak 6

Setiap ahad, saatnya Father’s day. Biasanya aktifitas yang disukai Rauh adalah olahraga pagi sambil menyusuri daerah-daerah yang baru. Kegiatan ini membuat Rauh ketagihan. Hampir setiap Ahad dia selalu menagih pada Ayahnya. Rabiza belum diberi izin untuk ikut, karena belum kuat berjalan berkilo-kilo meter jauhnya. Pada suatu hari Ahad, suami mengajak jalan-jalan menyusuri daerah yang pernah dilaluinya dengan Rauh. Kami menggunakan motor berempat. Saya menikmati sepanjang jalan, apalagi Rauh sangat antusias menjadi tour guide kami. Kami melewati kolam-kolam ikan yang super besar dengan jalanan yang sepi. Semakin jauh semakin dia bersemangat menerangkan apa yang yang dilalui kami. Tapi ohh Rabiza tidak senang dengan perjalanan kami. Dia merengek minta pulang dan sedikit takut dengan daerah baru. Dia meminta ayahnya untuk putar arah dan tidak berkendara terlalu jauh.
Cerita lainnya ketika kami berkesempatan untuk mengunjungi museum transportasi di Taman Mini Indonesia Indah. Saat itu saya mengira Rabiza tidak tertarik pada alat transportasi. Dia memilih bersama saya daripada mengikuti kakaknya berkeliling museum. Ternyata Rabiza memang kurang tertarik dengan penjelajahan.
Hmmm, kesimpulan yang bisa ditarik dari kejadian ini adalah Rauh sangat senang mengeksplor lingkungan dan daerah baru sedangkan Rabiza tidak. Di lain waktu ketika kami jalan-jalan ke pameran kerajinan tangan Rabiza sangat antusias untuk memperhatikan keterampilan merangkai bunga. Nah Rabiza cenderung anak visual.
#Tantangan10hari
#Level4
#GayaBelajarAnak

#KuliahBunsayIIP

Cerita Tentang Gaya Belajar 5

Hari ini Rauh mendapat tugas pelajaran Agama dari sekolahnya. Dia harus menjawab beberapa pertanyaan mengenai materi yang dipelajarinya di sekolah. Dia meminta saya untuk membantunya. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Setelah di cek, Rauh hanya perlu menjawab sesuai dengan materi yang ditulisnya di buku. Ternyata Rauh sama sekali tidak mengingat materinya. Saya bantu untuk membacakannya keras-keras, akhirnya dia bisa mengerjakan tugasnya. Di lain waktu dia bercerita tentang Nabi Musa. Rauh terlihat sangat hafal alur ceritanya. Saya perhatikan lirikan matanya lebih sering ke bawah dengan tangan-tangan yang bergerak mengikuti alur cerita. Saya tanya dapat cerita itu dari mana, dia mendengarkan dari gurunya di sekolah.
Dengan pengamatan tersebut saya simpulkan bahwa Rauh lebih maksimal menyerap informasi/pelajaran dengan pendengarannya (auditori). Gerakan tangan ketika berbicara menandakan ia cenderung kinestetik. Berbeda dengan Rabiza, dia lebih berekspresi dengan kata-kata daripada gerakan tangan. Rabiza bisa bercerita panjang dengan posisi tangan diam. Setelah ditanya bagaimana cerita lebih jelasnya, baru dia menggerakkan tangan.
#Tantangan10hari
#Level4
#GayaBelajarAnak

#KuliahBunsayIIP

Jumat, 05 Mei 2017

Cerita Tentang Gaya Belajar Anak 4

Family Project bulan lalu adalah kami memilah mainan sesuai kategori. Saya menyiapkan keranjangnya dan anak-anak membuat kategorinya. Alhasil ada lima keranjang yang disiapkan sesuai dengan kategori mainan yang dimiliki. Anak-anak terlihat antusias, pasalnya mereka menemukan mainan-mainan dulu yang terselip di tempat mainan. Setelah dirapikan mainan-mainan pun terlihat rapi dan mudah dicari.
Tibalah waktu mereka memainkan semua mainan-mainannya. Namun kami melakukan kesepakatan, bahwa mainannya harus dirapikan sesuai keranjang. Mereka mengangguk setuju. Rauh menjejerkan mobi-mobilnya dari yang terkecil sampai paling besar. Tidak banyak alat yang digunakan untuk “melengkapi” ceritanya. Saya pikir itu lebih mudah untuk dirapikan. Rabiza lebih banyak “cerita” dalam mainannya dan tentu saja menggunakan alat pendukung lebih banyak daripada kakaknya. Saya wanti-wanti agar tidak menggunakan mainan secara bergiliran. Rabiza protes, dia keukeuh bahwa dia memang perlu semua mainan-mainan itu. Waah ini pasti jadi pekerjaan baru bisik saya. Waktu pun berjalan, hampir dua jam mereka bermain. Terlihat mata mereka sudah mulai lelah dan mengantuk. Saya memberikan warning bahwa mereka harus merapikan mainan-mainan terlebih dahulu sebelum tidur. Rauh tampak acuh tak acuh mendengar perkataan saya. Rabiza, dia nampak bergegas, saya membantu alakadarnya. Setelah semua mainan Rabiza rapi, Rauh tampaknya tertidur dan lupa membereskan mainannya. Saya berkata, “waah kakak ketiduran, mainannya belum dibereskan,”  Rabiza tidak berkomentar dia langsung membereskan mainan kakaknya sesuai kategori.
Sampai di sini saya menyimpulkan bahwa Rabiza menyukai hal yang detail dan rapi. Karakteristik yang termasuk visual. Di lain kesempatan dia senang membereskan kamarnya dengan inisiatif sendiri. Kategori barang yang di kamarnya cukup banyak dan dia tidak keberatan untuk memilahnya setiap kali dibereskan. Sedangkan Rauh dia tidak visual dan kurang terhadap hal-hal detail.
#Tantangan10hari
#Level4
#GayaBelajarAnak

#KuliahBunsayIIP

Cerita Gaya Belajar Anak 3

Pada suatu malam saya bercerita tentang kucing yang melahirkan 7 anak kucing. Dulu ketika saya masih kuliah dan adik-adik masih sekolah, rumah kami memang sempat dikunjungi kucing yang sedang hamil besar. Kucing itu mencari tempat untuk melahirkan, kami tempatkan dia di garasi dengan diberi dus besar dan kain untuk melahirkan. Cerita ini saya tuturkan pada anak-anak karena saya sudah bosan dengan cerita-cerita di buku yang minta dibacakan berulang-ulang. Ternyata anak-anak sangat antusias mendengarkan. Mereka tidak menyela sampai cerita saya habis dan dengan dengan mata terbuka lebar mereka menanyakan tentang hal-hal yang tidak mereka pahami. Saya pikir kedua anak saya punya kemampuan audio yang baik. Mereka mampu menyerap informasi dengan telinga mereka.
Selang beberapa hari, Rabiza meminta saya untuk mendengarkan ceritanya. Suatu hal yang tidak biasanya dia ingin bercerita. Biasanya dia selalu memilih buku-buku yang ingin dibacakan oleh saya tiap malam. Saya pun mengiyakan untuk mendengarkannya bercerita. Mulailah dia bercerita tentang seekor kucing. Saya pikir dia akan menceritakan lagi cerita saya tempo hari. Namun, ternyata dia memodifikasi cerita yang dituturkan saya dengan alur yang berbeda. Jadilah saya bisa mengamati lirikan matanya ketika berbicara serta ekspresinya anggota tubuhnya. Kesimpulannya, Rabiza senang berekspresi dengan kata-katanya, tangan dan kakinya cenderung diam dan lirikan matanya lebih banyak ke atas ketika berbicara. Saya mengira Rabiza termasuk anak audio visual. Namun pengamatan harus berlanjut agar lebih meyakinkan.
#Tantangan10hari
#Level4
#GayaBelajarAnak

#KuliahBunsayIIP

Cerita Tentang Gaya Belajar Anak 2

Gaya family time kami adalah setiap anggota keluarga menceritakan hal yang menarik yang dia temukan sehari-hari. Rauh dan Rabiza biasanya menceritakan apa yang mereka kerjakan di siang hari. Di waktu sore atau setelah magrib saya mendampingi mereka sambil bercerita. Setelah saya selesai bercerita, mereka selalu berebutan untuk bercerita. Ada pengalaman yang menarik ketika mereka berebutan bercerita. Rabiza bercerita dengan suara keras dan cepat dan berusaha merebut perhatian saya. Dia akan terus berbicara sampai pandangan saya tertuju padanya. Dia tidak terganggu dengan suara kakaknya yang sama ingin merebut perhatian saya untuk didengarkan. Berbeda dengan Rauh, kakaknya, dia bercerita dengan suara lebih pelan. Kadang-kadang dia berhenti sejenak karena kalah suara dengan adiknya. Sampai titik dia diam dan kesal karena kalah untuk merebut perhatian saya untuk didengar lebih dulu.
Dari pengamatan ini saya menyimpulkan bahwa Rauh cenderung auditory dan mudah terganggu dengan keributan. Sedangkan Rabiza dia cenderung visual dan tidak terganggu dengan keributan.
#Tantangan10hari
#Level4

#GayaBelajarAnak

Cerita Tentang Gaya Belajar 1

Pengamatan secara intensif  tentang gaya belajar Rauh dan Rabiza dilakukan pada dua tahun terakhir. Saat itu Rauh masih di taman kanak-kanak dan Rabiza selalu mengikuti apa yang dilakukan kakaknya. Ketika pembagian rapor, Rauh punya sisi akademis yang belum terlihat, nilainya masih standar. Mulai saat itu saya tertantang untuk menggali potensi yang dimiliki Rauh. Interaksi dan keterlibatan adiknya dalam bermain memperlihatkan potensi dan gaya belajar masing-masing. Minat dan kesukaan pun terlihat jelas dengan sikap masing-masing anak terhadap suatu aktifitas.
Pada suatu hari di hari libur, Ayahnya mengajak jalan-jalan keluarga ke perkebunan teh di Lembang. Mereka sangat antusias untuk ikut. Tiba di lokasi mata Rauh langsung berbinar-binar, dia berniat untuk pergi ke puncak bukit teh. Saya langsung mengiyakan dan menyemangatinya untuk segera mengeksplor. Adiknya melihat bukit kebun teh dengan sikap biasa-biasa. Saya mengajaknya untuk ikut serta menaiki bukit.
Aktifitas-aktifitas di bukit teh memperlihatkan minat anak-anak. Rauh terlihat semangat mengeksplor daerah yang dikunjunginya dan menemukan jalan-jalan baru di kebun teh. Sedangkan Rabiza berjalan mengikuti saya dan tidak berinisiatif untuk bermain sendiri. Rauh masih terlihat betah dan tidak mau pulang dari kebun teh, sedangkan Rabiza tidak protes ketika diajak pulang. Pengamatan ini menyimpulkan bahwa Rauh cenderung kinestetik dan Rabiza tidak kinestetik. Kesimpulan ini saya simpan dulu, saya masih mengamati mereka pada aktifitas-aktifitas berikutnya.
#Tantangan10hari
#Level4
#GayaBelajarAnak

#KuliahBunsayIIP