Keterampilan yang saya latih pada
Rauh adalah menggantungkan baju yang masih dipakai di hanger. Kategori baju
yang masih dipakai adalah seragam sekolah yang masih dipakai, jaket, rompi dan
baju tidur yang masih bersih. Dengan keterampilan ini juga otomatis dia harus
memilah mana baju yang kotor dan bau dan yang masih bersih. Baju kotor tidak
boleh disimpan di atas kasur.
Beberapa hari dia melakukan keterampilan
ini tanpa diingatkan atau disuruh. Karena dia anak yang aktif bermain di luar rumah,
hampir semua baju yang dipakai kotor dan disimpan di tempat cucian. Jadi bisa
dikatakan dia jarang menggantungkan baju yang masih bersih. Namun saya masih
memberinya waktu satu minggu lagi untuk melakukan keterampilan ini.
Rabiza, dia masih suka beralasan.
Kamarnya masih berantakan dengan kondisi kertas-kertas berserakan di lantai. Saya
mengingatkan untuk merapikan kamarnya. Dia merajuk dan berstrategi, bahwa dia
mau merapikan kamarnya asal dibantu oleh saya. Karena saya masih mengerjakan pekerjaan
rumah tangga, akhirnya Rabiza akan menunggunya sampai saya beres. Jika itu
terjadi berarti kamarnya tetap berantakan sampai pekerjaan saya selesai. Akhirnya
saya menunda pekerjaan saya dan mengajak Rabiza ke kamarnya. Oke kita bereskan
sama-sama!
Latihan kemandirian anak ini sebenarnya
melatih kesabaran saya. Kadang saya menargetkan keterampilan yang dilakukan
anak dengan sudut pandang orang dewasa. Dengan target ini saya menjadi pelit
untuk memberikan apresiasi kepada anak. Untuk itu saya harus tahan untuk tidak
mengoreksi setiap pekerjaan atau keterampilan yang dilakukan anak. Namun saya
juga berusaha untuk melakukan komunikasi produktif dan berdiskusi dengan
anak-anak tentang berbagai hal.
Latihan dilakukan setiap hari dengan
peningkatan kualitas keterampilan sedikit demi sedikit. Saya coba mendampingi
mereka sealami mungkin, agar mereka tetap mempunyai gairah belajar yang tinggi.
Tidak lupa saya harus berusaha mengapresiasi setiap keberhasilan mereka dan
mencoba untuk “santai” setiap mereka melakukan kesalahan.
#level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#9
Hari ini saya menepati janji
untuk menyediakan tempat mainan bagi Rauh dan Rabiza. Saya membeli keranjang plastik
bekas buah dari tukang buah langganan. Kami mencucinya bersama-sama, dan
mengeringkannya dengan lap. Ada lima keranjang yang saya sediakan untuk lima
kategori mainan. Mainan saya pilah menjadi empat macam mainan yaitu mobil
kecil, mobil besar, boneka, puzzle dan satu keranjang lagi untuk mainan yang
tidak termasuk keempat kategori di atas. Rabiza tampak antusias memilah mainan
sesuai dengan keranjang yang telah disediakan. Setelah hampir dua jam, kami
memandang keranjang-keranjang itu dengan puas. Semua mainan sudah rapi disimpan
sesuai kategori. Bukan anak-anak namanya jika tahan dengan “kerapihan”. Hanya beberapa
menit setelah merapikan mainan, mereka tergoda untuk memainkannya. Apalagi mereka
menemukan mainan-mainan yang terlupakan. Akhirnya keluarlah satu persatu mainan
itu dan dijejerkan dengan rapi di lantai. Oke, saya mengingatkan mereka untuk
menyimpan mainan sesuai dengan kategori. Karena Rabiza saya latih untuk
merapikan mainan ke tempatnya, saya agak menekankan hal ini. Ternyata Rabiza
begitu antusias merapikan mainan ini sesuai kategori. Setiap mainan disimpan di
tempatnya dengan tepat. Bahkan mainan kakaknya pun ia rapikan. Saya mengapresiasi
dengan pelukan dan senyuman. Untuk keterampilan ini Rabiza melakukannya dengan
cepat. Esok hari saya coba untuk tidak mengingatkannya. Apakah Rabiza masih
bisa merapikan mainannya?
#level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar