Rabiza, dia anak yang senang
bermain dengan banyak barang. Barang-barang di rumah banyak dipakai untuk
mainannya. Dia juga punya daya imajinasi yang tinggi. Barang-barang dilihat
pada pandangan berbeda, tergantung apa yang dipikirkannya. Orang yang ikut
bermain harus menanyakan terlebih dahulu, barang ini sebagai apa. Kondisi inilah
yang membuat rumah agak berantakan. Dan Rabiza butuh waktu banyak untuk
merapikan semua yang dimainkan. Seperti pagi itu dia sedang melipat-lipat
kertas sebagai hadiah-hadiah kecil. Saya sedang bergegas untuk pergi mengajar. Saya
sudah ingatkan bahwa beberapa menit lagi akan berangkat dan Rabiza harus segera
merapikan mainannya. Dia terus asyik memainkan kertas-kertas itu. Saya ingatkan
lagi, kalau tidak dibereskan berarti Rabiza tidak akan ikut bersama saya. Akhirnya
dia bergegas berkerudung dan waktu 5 menit tidak cukup untuk merapikan semua
mainannya. Kami menyepakati untuk membereskannya setelah pulang ke rumah. Namun
sekembalinya ke rumah dia bersama kakaknya memainkan kembali kertas-kertas itu ditambah “barang-barang
dagangan” yang digelar sepanjang satu meter. Dia memainkan itu sampai tertidur.
Walhasil mainannya pun tidak dibereskan lagi. Saya meminta bantuan kakaknya
untuk merapikan mainan bersama.
#level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#7
Keterampilan kedua yang saya
latih pada Rauh adalah menyimpan baju/seragam yang masih dipakai di hanger. Melatih
Rauh tidak sesulit memahamkan sesuatu kepada Rabiza. Rauh hanya perlu
dipahamkan dan diberi pengertian dia akan mengerjakannya dengan sepenuh hati. Hanya
tantangan berikutnya adalah dia seringkali lupa untuk mengerjakannya. Baju-baju
masih tergeletak di kasur sampai saya ingatkan. Saya memberinya kelongggaran
untuk bisa mengerjakannya sendiri esok hari.
Rabiza sangat unik dan pandai
beralasan, dia juga agak ge-eran. Saya harus hati-hati setiap
berkomentar. Sedikit saja komentar yang ia tidak suka, ia akan berubah
seketika, yang tadinya rajin berbenah menjadi malas-malasan dan meninggalkan
pekerjaannya. Hari itu saya membantu merapikan kamarnya. Di kamarnya banyak
kerudung-kerudung yang sudah dipakai. Saya memintanya untuk menyortir
kerudung-kerudung yang kotor dan masih dipakai. Posisi kerudung-kerudung itu
sudah dilipat rapi ala Rabiza. Satu kerudung diperiksa Rabiza, lalu kerudung
kedua, ketiga.... Saya memandangnya dengan menahan senyum karena hampir seluruh
kerudungnya kotor. Seketika dia marah sambil berkata, “Ma, kerudungnya sudah
dirapikan!” Dia melemparkan semua kerudung-kerudung itu dan tidak mau
mengerjakannya lagi. Padahal dalam pikiran saya, Rabiza akan mengerjakan itu
sampai dia menaruhnya di tempat cucian. Saya menyadari kekeliruan berkomentar
sambil memunguti kerudung-kerudung itu untuk disimpan di ember cucian.
#level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar