Rabu, 08 Maret 2017

Rabizaaaa, aduuuhh!

Rabiza, dia anak yang senang bermain dengan banyak barang. Barang-barang di rumah banyak dipakai untuk mainannya. Dia juga punya daya imajinasi yang tinggi. Barang-barang dilihat pada pandangan berbeda, tergantung apa yang dipikirkannya. Orang yang ikut bermain harus menanyakan terlebih dahulu, barang ini sebagai apa. Kondisi inilah yang membuat rumah agak berantakan. Dan Rabiza butuh waktu banyak untuk merapikan semua yang dimainkan. Seperti pagi itu dia sedang melipat-lipat kertas sebagai hadiah-hadiah kecil. Saya sedang bergegas untuk pergi mengajar. Saya sudah ingatkan bahwa beberapa menit lagi akan berangkat dan Rabiza harus segera merapikan mainannya. Dia terus asyik memainkan kertas-kertas itu. Saya ingatkan lagi, kalau tidak dibereskan berarti Rabiza tidak akan ikut bersama saya. Akhirnya dia bergegas berkerudung dan waktu 5 menit tidak cukup untuk merapikan semua mainannya. Kami menyepakati untuk membereskannya setelah pulang ke rumah. Namun sekembalinya ke rumah dia bersama kakaknya  memainkan kembali kertas-kertas itu ditambah “barang-barang dagangan” yang digelar sepanjang satu meter. Dia memainkan itu sampai tertidur. Walhasil mainannya pun tidak dibereskan lagi. Saya meminta bantuan kakaknya untuk merapikan mainan bersama.
#level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian

#7

Keterampilan kedua yang saya latih pada Rauh adalah menyimpan baju/seragam yang masih dipakai di hanger. Melatih Rauh tidak sesulit memahamkan sesuatu kepada Rabiza. Rauh hanya perlu dipahamkan dan diberi pengertian dia akan mengerjakannya dengan sepenuh hati. Hanya tantangan berikutnya adalah dia seringkali lupa untuk mengerjakannya. Baju-baju masih tergeletak di kasur sampai saya ingatkan. Saya memberinya kelongggaran untuk bisa mengerjakannya sendiri esok hari.
Rabiza sangat unik dan pandai beralasan, dia juga agak ge-eran. Saya harus hati-hati setiap berkomentar. Sedikit saja komentar yang ia tidak suka, ia akan berubah seketika, yang tadinya rajin berbenah menjadi malas-malasan dan meninggalkan pekerjaannya. Hari itu saya membantu merapikan kamarnya. Di kamarnya banyak kerudung-kerudung yang sudah dipakai. Saya memintanya untuk menyortir kerudung-kerudung yang kotor dan masih dipakai. Posisi kerudung-kerudung itu sudah dilipat rapi ala Rabiza. Satu kerudung diperiksa Rabiza, lalu kerudung kedua, ketiga.... Saya memandangnya dengan menahan senyum karena hampir seluruh kerudungnya kotor. Seketika dia marah sambil berkata, “Ma, kerudungnya sudah dirapikan!” Dia melemparkan semua kerudung-kerudung itu dan tidak mau mengerjakannya lagi. Padahal dalam pikiran saya, Rabiza akan mengerjakan itu sampai dia menaruhnya di tempat cucian. Saya menyadari kekeliruan berkomentar sambil memunguti kerudung-kerudung itu untuk disimpan di ember cucian.
#level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#8


Tidak ada komentar:

Posting Komentar