Pada suatu malam saya bercerita tentang kucing yang
melahirkan 7 anak kucing. Dulu ketika saya masih kuliah dan adik-adik masih
sekolah, rumah kami memang sempat dikunjungi kucing yang sedang hamil besar.
Kucing itu mencari tempat untuk melahirkan, kami tempatkan dia di garasi dengan
diberi dus besar dan kain untuk melahirkan. Cerita ini saya tuturkan pada
anak-anak karena saya sudah bosan dengan cerita-cerita di buku yang minta
dibacakan berulang-ulang. Ternyata anak-anak sangat antusias mendengarkan.
Mereka tidak menyela sampai cerita saya habis dan dengan dengan mata terbuka
lebar mereka menanyakan tentang hal-hal yang tidak mereka pahami. Saya pikir
kedua anak saya punya kemampuan audio yang baik. Mereka mampu menyerap
informasi dengan telinga mereka.
Selang beberapa hari, Rabiza meminta saya untuk mendengarkan
ceritanya. Suatu hal yang tidak biasanya dia ingin bercerita. Biasanya dia
selalu memilih buku-buku yang ingin dibacakan oleh saya tiap malam. Saya pun
mengiyakan untuk mendengarkannya bercerita. Mulailah dia bercerita tentang
seekor kucing. Saya pikir dia akan menceritakan lagi cerita saya tempo hari.
Namun, ternyata dia memodifikasi cerita yang dituturkan saya dengan alur yang
berbeda. Jadilah saya bisa mengamati lirikan matanya ketika berbicara serta
ekspresinya anggota tubuhnya. Kesimpulannya, Rabiza senang berekspresi dengan
kata-katanya, tangan dan kakinya cenderung diam dan lirikan matanya lebih
banyak ke atas ketika berbicara. Saya mengira Rabiza termasuk anak audio
visual. Namun pengamatan harus berlanjut agar lebih meyakinkan.
#Tantangan10hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar