Pengamatan secara intensif tentang gaya belajar Rauh dan Rabiza
dilakukan pada dua tahun terakhir. Saat itu Rauh masih di taman kanak-kanak dan
Rabiza selalu mengikuti apa yang dilakukan kakaknya. Ketika pembagian rapor,
Rauh punya sisi akademis yang belum terlihat, nilainya masih standar. Mulai
saat itu saya tertantang untuk menggali potensi yang dimiliki Rauh. Interaksi
dan keterlibatan adiknya dalam bermain memperlihatkan potensi dan gaya belajar
masing-masing. Minat dan kesukaan pun terlihat jelas dengan sikap masing-masing
anak terhadap suatu aktifitas.
Pada suatu hari di hari libur,
Ayahnya mengajak jalan-jalan keluarga ke perkebunan teh di Lembang. Mereka
sangat antusias untuk ikut. Tiba di lokasi mata Rauh langsung berbinar-binar,
dia berniat untuk pergi ke puncak bukit teh. Saya langsung mengiyakan dan
menyemangatinya untuk segera mengeksplor. Adiknya melihat bukit kebun teh
dengan sikap biasa-biasa. Saya mengajaknya untuk ikut serta menaiki bukit.
Aktifitas-aktifitas di bukit teh
memperlihatkan minat anak-anak. Rauh terlihat semangat mengeksplor daerah yang
dikunjunginya dan menemukan jalan-jalan baru di kebun teh. Sedangkan Rabiza
berjalan mengikuti saya dan tidak berinisiatif untuk bermain sendiri. Rauh
masih terlihat betah dan tidak mau pulang dari kebun teh, sedangkan Rabiza
tidak protes ketika diajak pulang. Pengamatan ini menyimpulkan bahwa Rauh
cenderung kinestetik dan Rabiza tidak kinestetik. Kesimpulan ini saya simpan
dulu, saya masih mengamati mereka pada aktifitas-aktifitas berikutnya.
#Tantangan10hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar