Jumat, 05 Mei 2017

Cerita Tentang Gaya Belajar 1

Pengamatan secara intensif  tentang gaya belajar Rauh dan Rabiza dilakukan pada dua tahun terakhir. Saat itu Rauh masih di taman kanak-kanak dan Rabiza selalu mengikuti apa yang dilakukan kakaknya. Ketika pembagian rapor, Rauh punya sisi akademis yang belum terlihat, nilainya masih standar. Mulai saat itu saya tertantang untuk menggali potensi yang dimiliki Rauh. Interaksi dan keterlibatan adiknya dalam bermain memperlihatkan potensi dan gaya belajar masing-masing. Minat dan kesukaan pun terlihat jelas dengan sikap masing-masing anak terhadap suatu aktifitas.
Pada suatu hari di hari libur, Ayahnya mengajak jalan-jalan keluarga ke perkebunan teh di Lembang. Mereka sangat antusias untuk ikut. Tiba di lokasi mata Rauh langsung berbinar-binar, dia berniat untuk pergi ke puncak bukit teh. Saya langsung mengiyakan dan menyemangatinya untuk segera mengeksplor. Adiknya melihat bukit kebun teh dengan sikap biasa-biasa. Saya mengajaknya untuk ikut serta menaiki bukit.
Aktifitas-aktifitas di bukit teh memperlihatkan minat anak-anak. Rauh terlihat semangat mengeksplor daerah yang dikunjunginya dan menemukan jalan-jalan baru di kebun teh. Sedangkan Rabiza berjalan mengikuti saya dan tidak berinisiatif untuk bermain sendiri. Rauh masih terlihat betah dan tidak mau pulang dari kebun teh, sedangkan Rabiza tidak protes ketika diajak pulang. Pengamatan ini menyimpulkan bahwa Rauh cenderung kinestetik dan Rabiza tidak kinestetik. Kesimpulan ini saya simpan dulu, saya masih mengamati mereka pada aktifitas-aktifitas berikutnya.
#Tantangan10hari
#Level4
#GayaBelajarAnak

#KuliahBunsayIIP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar