RESUME
DISKUSI
MENJAGA
DIRI DARI KEKERASAN SEKSUAL
A.
Pengertian,
Faktor, dan Dampak Kekerasan Seksual pada Anak
Kekerasan
seksual adalah setiap tindakan baik berupa ucapan ataupun perbuatan yang
dilakukan seseorang untuk menguasai atau memanipulasi orang lain serta
membuatnya terlibat dalam aktifitas seksual yang tidak dikehendaki.
B.
Aspek
penting dalam kekerasan seksual :
1. Aspek
pemaksaan dan aspek tidak adanya persetujuan dari korban
2. Korban
tidak / belum mampu memberikan persetujuan (misalnya kekerasan seksual pada
individu dengan disabilitas intelegensi)
C.
Bentuk- Bentuk Kekerasan Seksual :
1.
Perkosaan : Perkosaan merupakan bentuk paling berat dari kekerasan
seksual. Perkosaan merupakan tindakan pemaksaan hasrat seksual yang dilakukan
oleh seseorang yang mempunyai kekuatan lebih kepada seseorang yang dianggap
lemah. Pemerkosaan jelas melanggar hukum, dan pelakunya dijerat dalam
perundang-undangan.
2.
Pemaksaan Seksual : Pemaksaan
seksual hampir sama dengan perkosaan, perbedaannya pada pemaksaan seksual belum
terjadi perkosaan atau belum terjadi kontak fisik (memasukkan alat kelamin
pelaku pada korban). Biasanya bentuk pemaksaan seksual berupa sodomi,
penetrasi, meraba bagian intim korban, termasuk memperlihatkan adegan seksual
secara paksa kepada anak
3.
Pelecehan Seksual : Pelecehan seksual merupakan segala tindakan
melanggar kehormatan diri seseorang. Bentuknya bermacam, dalam bentuk verbal
bisa berarti dalam bentuk kata-kata yang dilontarkan oleh satu orang ke orang
lain, mulai dari kata-kata jorok yang membuat rasa malu, tersinggung, marah,
sakit hati, dan sebagainya, sampai pada tindakan fisik seperti mencowel,
memegang, atau melakukan sentuhan-sentuhan yang tidak pantas.
4.
Incest : Incest merupakan hubungan seksual atau aktivitas seksual
antara individu yang memiliki hubungan dekat, yang mana perkawinan di antara
mereka dilarang oleh hukum maupun kultur. Misalnya antara kakak dan adik
kandung. Incest biasanya terjadi dalam waktu yang lama dan sering menyangkut suatu
proses terkondisi.
D.
Faktor Penyebab Kekerasan Pada
Anak
1. Faktor
Innocent (polos) dan tidak berdaya
2. Faktor
rendahnya moral dan mentalitas pelaku
3. Faktor
anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental atau gangguan tingkah laku; hal
ini dianggap menguntungkan bagi si pelaku
4. Kemiskinan
atau ekonomi rendah memaksa beberapa anak untuk menjual diri untuk memenuhi
kebutuhan hidup
5. Faktor
lingkungan yang tidak baik; beredarnya video, bacaan, dan gambar porno.
6. Faktor
pengasuhan orang tua, seperti kurangnya pengawasan dan juga tidak seimbangnya
peran kedua orangtua
E.
Apa dampak dari kekerasan seksual terhadap anak?
1.
Dampak fisik berupa
luka fisik, kematian, kehamilan, aborsi yang tidak aman, penyakit dan infeksi
menular seksual (PMS dan IMS) dan infeksi HIV/AIDS.
2.
Dampak psikologis berupa
depresi, rasa malu karena menjadi korban kekerasan, penyakit stress paska
trauma, hilangnya rasa percaya diri dan harga diri, melukai diri sendiri serta
pemikiran dan tindakan bunuh diri.
3.
Dampak sosial berupa
pengasingan dan penolakan oleh keluarga dan masyarakat, stigma sosial serta
dampak jangka panjang seperti kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan lapangan pekerjaan dan kecilnya
kesempatan untuk menikah, penerimaan sosial dan integrasi.
F.
Pencegahan Kekerasan Seksual Pada
Anak
1.
Mengajarkan anak anatomi tubuh
-
Dengan
mengajarkan anak nama-nama yang tepat / sebenarnya untuk setiap bagian tubuh
sehingga anak lebih akurat saat menceritakan apa yang terjadi jika seseorang
melecehkan mereka.
-
Penggunaan
nama pun tidak disamarkan
2.
Mengajarkan anak tentang Batasan
-
Memperkenalkan
siapa yang boleh dan tidak boleh menyentuh tubuh mereka.
-
Mengenalkan sentuhan baik, tidak baik, dan membingungkan
-
Sentuhan baik : memberikan kenyamanan
-
Sentuhan tidak baik : sentuhan yang menyakitkan secara fisik dan
emosional
-
Sentuhan membingungkan : seperti saat anak disentuh saat
menggunakan pakaian lengkap.
3.
Ajarkan anak berkata tidak
Perjelas bahwa mereka bisa bilang tidak kepada
siapapun yang ingin mencium mulut, menyentuh vagina, penis, dada, atau bokong
mereka, atau bagian-bagian tubuh lainnya yang biasanya tertutupi pakaian
4.
Selalu dampingi anak dalam kehidupannya
Berikan perhatian dan berikan pertanyaan lanjutan yang
memberikan anak kesempatan untuk mengelaborasi ceritanya, seperti, “Ada lagi
yang ingin kamu ceritakan ke mama?”
5.
Memberitahu bahwa tidak semua orang dekat itu baik
Karena Sebagian besar pelaku yang melakukan pencabulan
anak dikenal oleh keluarga korban
Bagaimana cara penyampaian yang
tepat terhadap anak?
1.
Role play. Dengan cara bermain dan praktek. Mulai dari
mempraktekan mana yg boleh disentuh dan tidk boleh disentuh hingga kapan harus
berteriak tidak.
2.
Bermain, Bernyanyi, dan Bercerita tentang
hal-hal yang dapat mencegah kekerasan seksual
3.
Mendengarkan penjelasan anak .
Setelah kita memberi tahu materi tentang bahaya pelecehan seksual, maka
kita tanyakan kembali dan mendengar jawaban anak untuk melihat sejauh mana mereka
paham dengan apa yang kita sampaikan
G.
Sex Education Sesuai Tahapan Umur
2-3 Tahun
•
Menyebut nama organ intim dengan nama sebenarnya
•
Mengajar sentuhan baik, sentuhan membingungkan dan sentuhan buruk
•
Diskusi kapan dan bagaimana mengatakan tidak
•
Mengenalkan area privat
3-4 tahun
Anak mulai bertanya darimana bayi berasal, maka orangtua
menjelaskan secara sederhana darimana bayi berasal
“ibu memiliki rahim di dalam perut
ibu, di dalam rahim itulah kamu hidup dan membesar hingga akhirnya siap untuk dilahirkan
ke dunia”
5-6 Tahun
•
Anak mulai bertanya darimana bayi dibuat, maka orangtua
menjelaskan secara sederhana darimana bayi berasal
“ibu dan ayah bagian membuat
kalian, bagian kecil tubuh ibu (sel telur) bertemu bagian
kecil tubuh ayah (Sel sperma) untuk membentuk kamu di dalam rahim ibu”
6-7 tahun
Mengenalkan seks secara umum, seperti Allah menciptakan tubuh lelaki dan perempuan seperti puzzle yang saling
melengkapi.
Jelaskan juga keterkaitan antara hubungan dan seks bahwa seks
merupakan salah satu cara orang dewasa untuk mengungkapkan perasaan cinta satu
sama lainnya. Namun, pertegas bahwa seks hanya boleh dilakukan oleh orang yang
sudah menikah.
8-9 Tahun
•
Di usia ini anak sudah bisa menerima informasi dan penjelasan
dasar terkait berbagai topik seks juga pemerkosaan karena anak sudah mulai
mendapatkan informasi dari lingkungan dan media.
9-11 Tahun
Edukasi mengenai perubahan karena pubertas
Diskusi tentang apa yang anak dengar di lingkungan luar perihal
seks dan mengoreksi jika ada yang keliru
Pengenalan mengenai seks yang aman, seperti diskusi tentang penyakit infeksi menular
seksual (IMS).
12 Tahun
Pada usia ini, anak mulai merumuskan nilai dan pengertian mereka
sendiri. Orang tua agar sering berdiskusi dengan anak agar mereka mendapatkan
sumber informasi yang benar.
DAFTAR
PUSTAKA
https://nasional.tempo.co/read/1231780/ada-236-kasus-pelecehan-seksual-anak-sepanjang-2019, diakses tanggal 24 Februari 2020
https://news.detik.com/berita/d-4637744/lpsk-kasus-kekerasan-seksual-pada-anak-meningkat-tiap-tahun, diakses tanggal 24 Februari 2020
Huraerah,
Abu.2007.Kekerasan Terhadap Anak. Bandung : Nuansa Cendekia
Huwaidah.
2011. Model Bimbingan Korban Kekerasan Seksual terhadap Anak dalam Perspektif
Islam di Yayasan Pulih. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Agustina,
Peni Wahyu dan Asri Kusumaning Ratri. Jurnal Kajian Teori dan Praktik
Kependidikan Volume 3. No.2 Tahun 2018 : Analisis Tindak Kekerasan Seksual pada
Anak Sekolah Dasar
Viero, Paola.
2005. Melindungi Anak-Anak dari Eksploitasi Seksual dan Kekerasan Seksual dalam
Situasi Bencana dan Gawat Darurat. Jakarta: Ecpat
https://id.asianparent.com/pendidikan-seks-untuk-anak/amp,
diakses tanggal 27 Februari 2020
H.
Diskusi
1. Terkadang
lingkungan kita menganggap seks itu tabu sehingga tidak pernah diajarkan di
rumah. Padahal anak butuh sumber yang tepat dan akurat untuk mencegah mereka
mengalami kekerasan seksual..
2. Sex
education ini salah satu bagian penting dari fitrah seksualitas jika diberikan
dengan tepat. Bisa disampaikan ketika anak mulai banyak bertanya mengenai seksualitas.
3. Terkait
dengan memandikan anak usia 5 tahun itu sepertinya memang usia peralihan kepada
kemandirian. Kadang mandiri, terkadang sesekali ingin dimanjakan. Boleh
dimandikan asal dengan orangtua yang sesama jenis kelaminnya..misalnya anak
perempuan dengan neneknya ataupun sebaliknya. Namun kita beri pengertian juga
kepada anak bahwa mereka harus bisa mandi sendiri untuk menjaga auratnya
4. Anak
usia 3-5 bisa diajarkan konsep laki dan perempuan dan area privat miliknya. 6-8
mulai ttg kehamilan. 9-12 ttg pubertas.
Di umur 8 anak sudah bisa diajak berdiskusi tentang topik2 seksual termasuk
detail2 perbedaan dgn lawan jenis. Untuk menjelaskan pubertas pada anak usia 9-
12 tahun harus dilakukan oleh orangtua yang berjenis kelamin yang sama. Ayah
kepada anak laki-lakinya menerangkan tentang mimpi basah. Ibu kepada anak
perempuannya tentang menstruasi.
5. Peran
ayah sangat penting untuk mengajarkan kepada anak laki-lakinya tentang menjaga
kebersihan daerah kemaluan dan mimpi basah.
6. Penting
bagi kita orangtua untuk bisa mendampingi dan menjadi sumber utama tentang
pendidikan seks kepada anak kita, supaya mereka tidak mencari di luar yang
belum tentu tepat untuk usianya. Dan pendidikan seks yang tepat akan bisa
mencegah anak-anak kita dari kekerasan seksual. Semoga Allah selalu Melindungi
anak-anak kita semua. Aamiin
#Day2
#Tantangan10hari
#Bunsay#5
#Fitrahseksualitas
#KuliahBundasayang
#InstitutIbuProfesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar