Minggu, 08 Maret 2020

Resume : Menjaga Diri dari Kekerasan Seksual


RESUME DISKUSI
MENJAGA DIRI DARI KEKERASAN SEKSUAL
A.     Pengertian, Faktor, dan Dampak Kekerasan Seksual pada Anak
Kekerasan seksual adalah setiap tindakan baik berupa ucapan ataupun perbuatan yang dilakukan seseorang untuk menguasai atau memanipulasi orang lain serta membuatnya terlibat dalam aktifitas seksual yang tidak dikehendaki.
B.     Aspek penting dalam kekerasan seksual :
1.      Aspek pemaksaan dan aspek tidak adanya persetujuan dari korban
2.      Korban tidak / belum mampu memberikan persetujuan (misalnya kekerasan seksual pada individu dengan disabilitas intelegensi)
C.     Bentuk- Bentuk Kekerasan Seksual :
1.     Perkosaan : Perkosaan merupakan bentuk paling berat dari kekerasan seksual. Perkosaan merupakan tindakan pemaksaan hasrat seksual yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kekuatan lebih kepada seseorang yang dianggap lemah. Pemerkosaan jelas melanggar hukum, dan pelakunya dijerat dalam perundang-undangan.
2.      Pemaksaan Seksual : Pemaksaan seksual hampir sama dengan perkosaan, perbedaannya pada pemaksaan seksual belum terjadi perkosaan atau belum terjadi kontak fisik (memasukkan alat kelamin pelaku pada korban). Biasanya bentuk pemaksaan seksual berupa sodomi, penetrasi, meraba bagian intim korban, termasuk memperlihatkan adegan seksual secara paksa kepada anak
3.     Pelecehan Seksual : Pelecehan seksual merupakan segala tindakan melanggar kehormatan diri seseorang. Bentuknya bermacam, dalam bentuk verbal bisa berarti dalam bentuk kata-kata yang dilontarkan oleh satu orang ke orang lain, mulai dari kata-kata jorok yang membuat rasa malu, tersinggung, marah, sakit hati, dan sebagainya, sampai pada tindakan fisik seperti mencowel, memegang, atau melakukan sentuhan-sentuhan yang tidak pantas.
4.     Incest : Incest merupakan hubungan seksual atau aktivitas seksual antara individu yang memiliki hubungan dekat, yang mana perkawinan di antara mereka dilarang oleh hukum maupun kultur. Misalnya antara kakak dan adik kandung. Incest biasanya terjadi dalam waktu yang lama dan sering menyangkut suatu proses terkondisi.
D.     Faktor Penyebab Kekerasan Pada Anak
1.      Faktor Innocent (polos) dan tidak berdaya
2.      Faktor rendahnya moral dan mentalitas pelaku
3.      Faktor anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental atau gangguan tingkah laku; hal ini dianggap menguntungkan bagi si pelaku
4.      Kemiskinan atau ekonomi rendah memaksa beberapa anak untuk menjual diri untuk memenuhi kebutuhan hidup
5.      Faktor lingkungan yang tidak baik; beredarnya video, bacaan, dan gambar porno.
6.      Faktor pengasuhan orang tua, seperti kurangnya pengawasan dan juga tidak seimbangnya peran kedua orangtua
E.      Apa dampak dari  kekerasan seksual terhadap anak?
1.      Dampak fisik berupa luka fisik, kematian, kehamilan, aborsi yang tidak aman, penyakit dan infeksi menular seksual (PMS dan IMS) dan infeksi HIV/AIDS.
2.      Dampak psikologis berupa depresi, rasa malu karena menjadi korban kekerasan, penyakit stress paska trauma, hilangnya rasa percaya diri dan harga diri, melukai diri sendiri serta pemikiran dan tindakan bunuh diri.
3.      Dampak sosial berupa pengasingan dan penolakan oleh keluarga dan masyarakat, stigma sosial serta dampak jangka panjang seperti kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan lapangan pekerjaan dan kecilnya kesempatan untuk menikah, penerimaan sosial dan integrasi.


F.      Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak
1.      Mengajarkan anak anatomi tubuh
-        Dengan mengajarkan anak nama-nama yang tepat / sebenarnya untuk setiap bagian tubuh sehingga anak lebih akurat saat menceritakan apa yang terjadi jika seseorang melecehkan mereka.
-        Penggunaan nama pun tidak disamarkan
2.      Mengajarkan anak tentang Batasan
-        Memperkenalkan siapa yang boleh dan tidak boleh menyentuh tubuh mereka.
-        Mengenalkan sentuhan baik, tidak baik, dan membingungkan
-        Sentuhan baik : memberikan kenyamanan
-        Sentuhan tidak baik : sentuhan yang menyakitkan secara fisik dan emosional
-        Sentuhan membingungkan : seperti saat anak disentuh saat menggunakan pakaian lengkap.
3.      Ajarkan anak berkata tidak
Perjelas bahwa mereka bisa bilang tidak kepada siapapun yang ingin mencium mulut, menyentuh vagina, penis, dada, atau bokong mereka, atau bagian-bagian tubuh lainnya yang biasanya tertutupi pakaian
4.      Selalu dampingi anak dalam kehidupannya
Berikan perhatian dan berikan pertanyaan lanjutan yang memberikan anak kesempatan untuk mengelaborasi ceritanya, seperti, “Ada lagi yang ingin kamu ceritakan ke mama?”
5.      Memberitahu bahwa tidak semua orang dekat itu baik
Karena Sebagian besar pelaku yang melakukan pencabulan anak dikenal oleh keluarga korban
Bagaimana cara penyampaian yang tepat terhadap anak?
1.      Role play. Dengan cara bermain dan praktek. Mulai dari mempraktekan mana yg boleh disentuh dan tidk boleh disentuh hingga kapan harus berteriak tidak.
2.      Bermain, Bernyanyi, dan Bercerita tentang hal-hal yang dapat mencegah kekerasan seksual
3.      Mendengarkan penjelasan anak .
 Setelah kita memberi tahu materi tentang bahaya pelecehan seksual, maka kita tanyakan kembali dan mendengar jawaban anak untuk melihat sejauh mana mereka paham dengan apa yang kita sampaikan
G.     Sex Education Sesuai Tahapan Umur
2-3 Tahun
        Menyebut nama organ intim dengan nama sebenarnya
        Mengajar sentuhan baik, sentuhan membingungkan dan sentuhan buruk
        Diskusi kapan dan bagaimana mengatakan tidak
        Mengenalkan area privat
3-4 tahun
Anak mulai bertanya darimana bayi berasal, maka orangtua menjelaskan secara sederhana darimana bayi berasal
“ibu memiliki rahim di dalam perut ibu, di dalam rahim itulah kamu hidup dan membesar hingga akhirnya siap untuk dilahirkan ke dunia”
5-6 Tahun
        Anak mulai bertanya darimana bayi dibuat, maka orangtua menjelaskan secara sederhana darimana bayi berasal
“ibu dan ayah bagian membuat kalian,   bagian  kecil tubuh ibu (sel telur) bertemu bagian kecil tubuh ayah (Sel sperma) untuk membentuk kamu di dalam rahim ibu”
6-7 tahun
Mengenalkan seks secara umum, seperti Allah menciptakan tubuh lelaki dan perempuan seperti puzzle yang saling melengkapi.
Jelaskan juga keterkaitan antara hubungan dan seks bahwa seks merupakan salah satu cara orang dewasa untuk mengungkapkan perasaan cinta satu sama lainnya. Namun, pertegas bahwa seks hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah menikah.
8-9 Tahun
        Di usia ini anak sudah bisa menerima informasi dan penjelasan dasar terkait berbagai topik seks juga pemerkosaan karena anak sudah mulai mendapatkan informasi dari lingkungan dan media.
9-11 Tahun
Edukasi mengenai perubahan karena pubertas
Diskusi tentang apa yang anak dengar di lingkungan luar perihal seks dan mengoreksi jika ada yang keliru
Pengenalan mengenai seks yang aman, seperti diskusi tentang penyakit infeksi menular seksual (IMS).
12 Tahun
Pada usia ini, anak mulai merumuskan nilai dan pengertian mereka sendiri. Orang tua agar sering berdiskusi dengan anak agar mereka mendapatkan sumber informasi yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Huraerah, Abu.2007.Kekerasan Terhadap Anak. Bandung : Nuansa Cendekia
Huwaidah. 2011. Model Bimbingan Korban Kekerasan Seksual terhadap Anak dalam Perspektif Islam di Yayasan Pulih. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Agustina, Peni Wahyu dan Asri Kusumaning Ratri. Jurnal Kajian Teori dan Praktik Kependidikan Volume 3. No.2 Tahun 2018 : Analisis Tindak Kekerasan Seksual pada Anak Sekolah Dasar
Viero, Paola. 2005. Melindungi Anak-Anak dari Eksploitasi Seksual dan Kekerasan Seksual dalam Situasi Bencana dan Gawat Darurat. Jakarta: Ecpat

H.     Diskusi
1.      Terkadang lingkungan kita menganggap seks itu tabu sehingga tidak pernah diajarkan di rumah. Padahal anak butuh sumber yang tepat dan akurat untuk mencegah mereka mengalami kekerasan seksual..
2.     Sex education ini salah satu bagian penting dari fitrah seksualitas jika diberikan dengan tepat. Bisa disampaikan ketika anak mulai banyak bertanya mengenai seksualitas.
3.   Terkait dengan memandikan anak usia 5 tahun itu sepertinya memang usia peralihan kepada kemandirian. Kadang mandiri, terkadang sesekali ingin dimanjakan. Boleh dimandikan asal dengan orangtua yang sesama jenis kelaminnya..misalnya anak perempuan dengan neneknya ataupun sebaliknya. Namun kita beri pengertian juga kepada anak bahwa mereka harus bisa mandi sendiri untuk menjaga auratnya
4.    Anak usia 3-5 bisa diajarkan konsep laki dan perempuan dan area privat miliknya. 6-8 mulai ttg kehamilan.   9-12 ttg pubertas. Di umur 8 anak sudah bisa diajak berdiskusi tentang topik2 seksual termasuk detail2 perbedaan dgn lawan jenis. Untuk menjelaskan pubertas pada anak usia 9- 12 tahun harus dilakukan oleh orangtua yang berjenis kelamin yang sama. Ayah kepada anak laki-lakinya menerangkan tentang mimpi basah. Ibu kepada anak perempuannya tentang menstruasi.
5. Peran ayah sangat penting untuk mengajarkan kepada anak laki-lakinya tentang menjaga kebersihan daerah kemaluan dan mimpi basah.
6.  Penting bagi kita orangtua untuk bisa mendampingi dan menjadi sumber utama tentang pendidikan seks kepada anak kita, supaya mereka tidak mencari di luar yang belum tentu tepat untuk usianya. Dan pendidikan seks yang tepat akan bisa mencegah anak-anak kita dari kekerasan seksual. Semoga Allah selalu Melindungi anak-anak kita semua. Aamiin
#Day2
#Tantangan10hari
#Bunsay#5
#Fitrahseksualitas
#KuliahBundasayang
#InstitutIbuProfesional




Tidak ada komentar:

Posting Komentar