Minggu, 08 Maret 2020

Resume : Pentingnya Aqil Secara Bersamaan



Resume : Pentingnya Aqil dan Baligh Secara Bersamaan
A.     Pengertian
        Aqil
        kedewasaan mental (tahu baik dan buruk, bisa mengambil keputusan, sadar konsekuensi dari perbuatan)
        Baligh
        kedewasaan fisik (ditandai dengan telah mimpi basah atau menstruasi, nafsu yang menggebu-gebu, energi yang besar), Berusia 15 tahun beradasarkan kalender Hijriah ataupun Qamariah meskipun belum menunjukan tanda tanda baligh lainnya
AqilBaligh dalam Islam tentu bukan sekedar pertanda fisik, namun juga pertanda berpindahnya fase anak sebelum wajib syariah dan fase sesudahnya yaitu pemuda, fase dimana jatuhnya kewajiban menjalankan syariah atau masa pembebanan syariah atau sinnu taklif
Maka ketika seorang anak mencapai aqilbaligh maka dia tidak lagi disebut anak, tetapi seorang pemuda yang setara dengan kedua orangtuanya dalam kewajiban ibadah, jihad, zakat, nafkah dstnya.
Anak anak yang sudah dewasa secara biologis atau mampu bereproduksi (baligh), ternyata tidak lantas menjadi mampu dewasa secara psikologis, finansial, mandiri memikul syariah dan kewajiban sosial lainnya (aqil)
Riset membuktikan bahwa dalam sistem persekolahan dan sosial modern, telah terjadi pembocahan yang panjang. Kenakalan, kegalauan, depresi, penyimpangan sosial dan perilaku sex dll
Hal ini diakibatkan karena kesenjangan antara masa tibanya baligh (dewasa biologis reproduktif) di usia 12-14 dengan tercapainya aqil (dewasa psikologis produktif) di usia 22-24 bahkan lebih.
Mempersiapkan pemuda untuk mencapai aqil di saat ia mencapai baligh membutuhkan proses panjang. Hendaknya proses tersebut dimulai ketika mereka terlahir ke dunia
B.     Target ideal ketika anak mencapai Aqil Baligh

1.     Anak telah rampung mengetahui garis besar hukum-hukum Allah, terutama hal yang merupakan fardu ‘ain;
2.     Anak telah menundukkan hatinya untuk melaksanakan perintah dan larangan Allah;
3.     Anak telah mengetahui siapa dirinya, apa potensinya, apa tujuan hidupnya, serta peran kekhalifaan seperti apa yang ingin diemban dalam peradaban.
C.      Upaya yang dapat dilakukan dalam pengasuhan pra aqil baligh agar anak2 siap memikul beban taklif saat ia baligh
-        Tanamkan fondasi keimanan dan ketakwaan sejak dini sehingga diusia baligh mereka telah menundukkan hati untuk siap melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah. Jika keimanan kokoh dalam jiwa, maka beribadah bukan hanya karena kebiasaan dalam lingkungan semata, dan lalu berhenti saat telah diluar lingkungan tsb.
-        Hidupkan keteladanan melalui kisah siroh Rasulullah, para nabi, dan sahabat, serta melalui biografi orang-orang shalih. Hal ini akan membantu mematangkan proses berpikir mereka agar saat masa baligh tiba, ia juga mencapai keadaan aqil serta telah memiliki konsep diri yang baik sebagai seorang muslim
-        Melaksanakan pendidikan shalat dan ibadah lainnya sejak usia 7 tahun dan mengupayakan agar diusia 10 tahun anak telah berkomitmen melakukan ibadah sholat dan ibadah lainnya sebagai buah dari keimanan.
-        Memberikan beragam ilmu dan pengalaman yang membuat anak  mencapai kematangan berpikir (aqil)
-        Melatih anak berpikir kritis dan memberikan seluas-luasnya kesempatan untuk belajar memecahkan masalah. Sehingga anak semakin arif dan bijaksana saat berpikir dan bertindak dalam menjalani kehidupan.
-        Mendukung dan melaksanakan program pendidikan anak yang mengantarkan mereka memahami agama dan siap menjalankan hukum Allah di usia baligh, termasuk menaruh perhatian pada ilmu fiqh yang berkaitan dengan munculnya tanda baligh.
-        Berusaha untuk menjaga mereka dari segala sesuatu yang merusak fitrah jiwa. Agar anak memiliki konsep diri sebagai seorang muslim yang baik, termasuk berusaha menjaga pandangan dan pendengaran mereka dari sesuatu yang merusak akal dan jiwa, terutama hal-hal yang dapat membangkitkan syahwat mereka.
-        Menghembuskan berbagai visi, misi, dan cita-cita dengan memperlihatkan beragam kondisi dan problematika umat. Agar ia memiliki cita-cita besar dalam peradaban dan tidak hanya sekedar hidup untuk kepentingan diri sendiri
-        Mendukung dan melaksanakan program pendidikan anak yang mengantarkan mereka memahami siapa dirinya, apa potensinya, apa tujuan hidupnya, serta peran kekhalifaan seperti apa yang ingin diemban dalam peradaban.
-        Menjadi tempat yang nyaman bagi ananda untuk bercerita dan berbagi rasa. Agar kita dapat terus membimbing mereka dalam beramal shalih serta membantu mana yang baik dan mana yang buruk
-        Memperkaya pengalaman masa kecil mereka dengan kegiatan positif dan bermanfaat, serta meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat. Agar mereka menemukan kesibukan diri yang produktif sehingga tidak lagi memiliki ketertarikan pada hal-hal yang tidak bermanfaat apalagi bermaksiat kepada Allah
-        Memberikan dukungan untuk mengembangkan potensi agar mereka bersemangat mempersiapkan masa depan lebih awal dan terencana
-        Mendukung dan memfasilitasi anak agar mereka dapat menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif. Agar energi mereka senantiasa terkuras pada hal-hal positif yang  mereka siapkan untuk peran kekhalifaan yang akan diemban kelak.
Cara memunculkan Aqil pada remaja (Baligh)
1.     Jadilah partner baginya dalam apapun
2.     Akui kedewasaannya. Berikan kesempatan dalam tanggungjawab sosial, misalnya libatkan dalam organisasi sosial atau bisnis dll.
3.     Ajak mereka untuk membuka rekening privadi, membuat passport dll yang terkait dengan eksistensi sosialnya
4.      Ajak menginap atau homestay pada "orang atau keluarga sukses" untuk membuka wawasan. Rasulullah saw menganjurkan homestay pada orang sholeh
5.     Pilihkan lingkungan dan teman yang baik. Ini juga perintah Rasulullah saw. Jika lingkungan dan temannya orang2 sukses, sholeh dan mandiri, maka daya tularnya akan luar bisa, dia akn menyadari kedewasaannya.

Sumber Rujukan
-        Kulwap IIP Jakarta, 2 Mei 2015,dengan Tema Mendidik Anak Lelaki Menuju Aqil Baligh oleh Harry Santosa
-        Buku Pemuda Bukan Remaja oleh Kiki Barkiah
Diskusi
1.     Menurut Ust Harry Santosa dalam rangka mengembangkan aqil adalah dengan memberikan penugasan agar terbiasa mulai mandiri dan belajar berpikir mana baik dan pemecahan masalah. Peran kita sebagai ortu sesuai tahapan usianya. Usia 0-6 tahun kita berperan sebagai Fasilitator. Usia 7-14 kita berperan sengan guide and coach, bari usia di atas 14 tahun kita berperan sebagai Partner dan investo.
2.     Mulai usia 7 tahun sudah diwajibkan menjalankan sholat dan ibadah lainnya sebagai fondasi keimanan  sehingga pada usia 10 tahun komitmennya sudah terbentuk. Selain itu jangan lupa untuk melengkapi beragam ilmu dan wawasan anak serta mengusahakan lingkungan yang baik.
3.     Pendidikan Aqil dan baligh sejak anak-anak lahir ke dunia, lalu mengikuti dan membersamai mereka di tahapan2 krusial usia mereka. Jangaan lupa tetap jaga bonding, agar anak2 tetap nyaman bersama kita orang tuanya agar mereka smooth memasuki aqil baliq secara bersamaan.
4.     Usia 10 thn adalah titik kritis mengenal keimanan (fitrah keimanan) dan fitrah bakat secara mendalam.


#Day6
#Tantangan10hari
#Bunsay#5
#Fitrahseksualitas
#KuliahBundasayang
#InstitutIbuProfesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar